18 Maret 2013

Formasi Kubah Sangiran dan Penemuan fosil

                Sangiran merupakan nama suatu wilayah yang berada di Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah. Di Sangiran terdapat sebuah kubah besar yang merupakan tempat penemuan fosil-fosil dari zaman prasejarah. Kubah Sangiran sendiri memiliki luas 10 x 6 km2.
                                                          Beberapa langkah dilakukan  oleh para ahli untuk mengumpulkan data di Sangiran, yaitu survei permukaan, ekskavasi, dan penelitian geologis-stratigrafis.Terdapat beberapa formasi lapisan di daerah Sangiran, yaitu formasi Kalibeng, Pucangan, Kabuh, dan Notopuro. Pada formasi-formasi inilah ditemukan berbagai  fosil-fosil dan alat-alat dari zaman prasejarah.
A.              
           A. Formasi Kalibeng.
            Formasi ini merupakan formasi tertua di lembah Sangiran. Lapisan ini terdiri dari pasir yang berwarna abu kehitaman dan batu pasir gampingan dengan kandungan fosil Foraminifera dan Mollusca(bertulang lunak) yang melimpah. Di lapisan ini pula terdapat fosil kepiting, hal ini menunjukkan bahwa lapisan ini dulunya adalah wilayah perairan payau. Menurut para ahli bahwa perairan ini mengalami regresi (penyusutan air laut) yang terjadi pada zaman Pliosen, hal ini menyebabkan terbentuknya daratan baru. Hipotesa tersebut diperkuat dengan penemuan fosil Gajah purba atau Madtodon bumi juensis .
          B.   Formasi Pucangan.
            Formasi ini terdiri dari dua bagian yaitu : bagian breksi dan bagian batu lempung hitam. Bagian breksi terdiri dari batu pasir konglomerat dan breksi, lapisan ini berbatasan langsung dengan formasi Kalibeng. Pada bagian breksi ditemukan fosil hewan jenis vertebrata (bertulang belakang) seperti Stegodont spdan Sus sp. spesies ini disebut fauna Jetis oleh Von Koeningswald.
            Sementara pada lapisan lempung hitam diduga berasal dari daerah air tawar, dan jenis spesies faunanya serupa dengan bagian breksi. Pada formasi Pucangan ini strukturnya terdiri dari Vulkanik dan air tawar.
          C.   Formasi Kabuh.
            Formasi ini diduga berasal dari danau Plestosin yang telah mengering, pada lapisan ini telah dilakukan ekskavasi di teras Dayu yang merupakan Grenzbank(lapisan pembatas). Disini ditemukan Sangiran flake industry (alat buatan khusus Sangiran) dan fosil Pithecanthropus erectus.
          D.  Formasi Notopuro.
Formasi ini merupakan formasi yang paling curam letaknya, dan hanya terdapat fosil seperti di formasi kabuh. Adapun fosil manusia purba yang ditemukan di Sangiran, yaitu :
      1.      Meganthropus palaeojavanicus
       Ditemukan pada lapisan pleistosen bawah, oleh Von Koeningswald
      2.      Homo soloensis
       Ditemukan di lapisan pleistosen atas oleh 3 arkeolog Belanda yaitu Ter Haar, Oppenoorth dan       Von Koeningswald.




Berikut rincian penemuan fosil-fosil di daerah Sangiran :
TAHUN
TEMUAN
1936
Fragmen rahang bawah
1937
Atap tengkorak
1938
Atap tengkorak
1939
Tengkorak
1939
Fragmen rahang bawah
1941
Gigi-gigi
1952
Rahang bawah
1960
Fragmen rahang bawah
1963
Tulang pipi, atap tengkorak
1965
Gigi-gigi
1965
Atap tengkorak
1965
Tulang-tulang tengkorak
1965
Fragmen tengkorak
1966
Fragmen tulang tengkorak
1966
Fragmen dasar tengkorak
1968
Fragmen rahang atas kiri
1969
Fragmen rahang atas kanan
1970
Fragmen tulang tengkorak
1970
Fragmen tulang kepala bagian belakang
1971
Fragmen tulang tengkorak

SUMBER
Tim Geologi. Ekskursi Paleontologi Sangiran. 1987. STT Nas: Yogyakarta.
Marwati Djoened Poesponegoro, dkk. 2008. Sejarah Nasional Indonesia I, Balai pustaka: Jakarta.

Topeng

BLOG ini saya buat berdasarkan panggilan hati saya untuk saling berbagi ilmu dan pandangan saya tentang suatu kasus. Pembahasannya tidak asal-asalan, menggunakan referensi dari buku, majalah dan situs terpercaya. sehingga, dapat dipertanggung jawabkan materinya.

Kebanyakan dari kita membahas suatu permasalhan dari satu sudut pandang saja, tentu hal ini tidak relevan, mengingat dinamika sosial yang terjadi pada lingkungan kita. Manusia yang bersembunyi di balik topeng, mungkin kata yang cukup tepat untuk  menggambarkan kita saat ini. selalu membahas suatu persoalan dengan satu sudut pandang dan enggan keluar dari zona nyaman kita.

"Bermanfaat" adalah tujuan utama kami, dimana dengan berbagi ilmu maka terbentuklah pola pikir yang baru. apabila kita telah menemukan pola pikir yang baru, maka kita dapat melepaskan "topeng" yang selalu membelenggu kita dan mendorong kita untuk memunafikkan diri.